Para ilmuwan menyebutkan, matahari tengah menuju periode yang tak lazim berupa kian panjangnya siklus hibernasi matahari -menghilangnya bintik matahari (sun spot) untuk beberapa waktu yang memicu hadirnya zaman es mini di bumi. Para ilmuan memperkirakan pada tahun 2020, bintik akan lenyap selama bertahun-tahun bahkan untuk beberapa dekade ke depan!
Fenomena itu memang akan menimbulkan efek baik buat bumi berupa penurunan secara tajam tingkat pemanasan global. Pun sedikit gangguan akan terjadi pada sistem satelit dan pembangkit energi bertenaga matahari.
Fenomena ini bukan pertama kali terjadi. Namun, peristiwa alam ini terjadi sebelum abad 18 lampau.
Peneliti tak mengetahui mengapa matahari berubah menuju proses tersebut. Yang jelas hilangnya sun spot menunjukkan gejala pasti terjadi. Dr Hill mendasarkan prediksi tersebut atas tiga hal: melemahnya bintik matahari, kutub korona matahari yang kian sedikit memuntahkan aliran api, dan menghilangnya aliran panas solar jet stream.
Data lain yang menunjukkan gejala menghilangnya matahari didasarkan atas terus melemahnya badai matahari. David Hathaway, ilmuwan NASA meramalkan bahwa siklus badai matahari, yang dimulai sekitar 2009, menjadi siklus badai matahari yang terlemah.
Matahari memiliki medan magnet yang menentukan arah siklus kembang matahari. Medan magnet ini ditentukan oleh tiga hal: bintik matahari, angin matahari, dan letupan partikel yang bergerak (badai matahari) yang kadang menghantam Bumi. Setiap 22 tahun, medan magnet matahari merubah kutub matahari antara utara dan selatan, menciptakan siklus 11 tahunan bintik matahari.
Pada puncak letupan bintik matahari, seperti tahun 2001 misalnya, badai matahari terjadi tiap hari yang menggangu satelit.
Jika menurut sobat artikel ini bermanfaat, silahkan vote ke Lintas Berita agar artikel ini bisa di baca oleh orang lain.
2 comments:
wooooow... bakalan kayak film "the day after tomorrow" ya...
gawat donk..
hehe
Posting Komentar
Monggo dikomentari atuh......